31 Mei 2013

Cappadocia - Sisi lain mungkin?

Agar tidak repot mengunjungi tempat wisata utama di Cappadocia, kita bisa memilih dari banyak tur yang menawarkan jasa mereka. Awalnya saya & teman-teman juga berencana ikut salah satu romobongan tur, namun setelah sampai di Cappadocia, pemilik hostel tempat saya menginap menawarkan tur privat. Harganya cukup masuk akal, maka jadilah saya & teman-teman mengelilingi Cappadocia bersama bapak Hasan, seorang bapak tua (tetapi masih sangat bugar!) yang memang sejak kecil tinggal di Göreme  

Dengan bapak Hasan kami mengunjungi tempat-tempat yang mungkin  bukan tempat turis utama, namun tetap sangat menarik dan bersejarah.

Pada hari pertama, kami dibawa keliling Göreme untuk menelusuri rumah penduduk Göreme jaman dahulu yang di”ukir” di dalam bukit bebatuan Göreme. Hebat sekali mereka bisa membuat berbagai ruang di dalam bukit tersebut, bahkan sampai bertingkat-tingkat.

Rumah di bukit
Sempat bingung juga bagaimana caranya naik ke lantai atas karena tidak terlihat adanya tangga. Hanya sebuah lubang di “plafon”. Ternyata pada dinding ada lekukan-lekukan tempat kita bisa meletakkan kaki dan tangan. Pak Hasan memberi contoh cara melakukannya. Tidak terlalu mudah, tetapi hal itu malah membuatnya menyenangkan. Seperti kembali menjadi anak kecil yang menjelajahi dunia misterius!

Keesokan harinya, pak Hasan mengajak kami menelusuri dunia bawah tanah Cappadocia. Ada 2 kota bawah tanah yang terkenal: Kaymakli dan Derinkuyu. Namun, kami diajak ke salah satu kota bawah tanah yang tidak terkenal sehingga hanya ada rombongan kami saja. Bagi saya pribadi, hal ini jauh lebih menyenangkan karena tidak terganggu oleh hiruk pikuk rombongan turis.

Göreme Open-Air Museum juga tidak kami kunjungi namun kami dibawa ke goa yang lebih asli, dimana lukisan pada dinding goa masih belum direstorasi.
   

Jadi meskipun kami tidak mengunjungi tempat-tempat yang biasa dibaca ketika berlibur di Cappadocia, namun saya lebih merasa telah melihat Cappadocia yang sesungguhnya. Salah satu yang mengesankan adalah makan siang di outdoor seperti ini:

Komentar pak Hasan: “Sepertinya orang Indonesia lebih suka berfoto bahkan dibandingkan orang Jepang :)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...